Jakarta, FORTUNE – Kereta Rel Listrik (KRL) Yogyakarta-Solo menjadi salah satu moda transportasi yang banyak dimanfaatkan. Meski dalam kondisi pandemi Covid-19, operasi angkutan massal tersebut dalam setahun telah melayani lebih dari 2 juta penumpang.
“Ini tentu bukan jumlah yangs sedikit, tapi ini menunjukan antusiasme masyarakat dalam memanfaatkan kereta rel listrik di wilayah aglomerasi Jogja-Solo,” ucap Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Zulfikri, dalam diskusi daring, Senin (7/3).
Kendati KRL telah banyak dimanfaatkan, moda transportasi jalan raya masih jadi favorit warga di wilayah tersebut, kata Zulfikri. Sebab, pada 2018 masih ada 11,3 juta orang menggunakan angkutan selain kereta api untuk mobilisasinya. Sedangkan, pengguna kereta api di wilayah aglomerasi Yogyakarta hingga Solo tak lebih dari 2,7 juta pada tahun tersebut.
Dia berharap agar elektrifikasi jalur kereta api melalui Kereta Rel Listrik (KRL) Solo-Jogja bisa mendorong adanya peningkatan konversi atau peralihan transportasi dari moda pribadi ke KRL hingga 50 persen. Berdasarkan studi yang dilakukan sebelum KRL ini beroperasi pada 1 Maret 2021, layanan KRL itu diperkirakan sanggup mengurangi angka konsumsi BBM lebih dari 50 persen.
“Ini dapat dipilih mengingat sifatnya yang cepat, ramah lingkungan dan memiliki kapasitas angkut yang tinggi,” ujarnya.