Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Sri Mulyani Indrawati Menkeu
Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani (instagram.com/smindrawati)

Intinya sih...

  • Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menanggapi penjarahan kediamannya dengan menekankan bahwa membangun Indonesia harus dilakukan dengan etika, moralitas, dan sistem demokrasi yang beradab.

  • Sri Mulyani mengingatkan bahwa pelaksanaan UU dapat dilakukan judicial review ke Mahkamah Konstitusi jika publik tidak puas, namun tetap harus dijalankan dengan amanah, kejujuran, integritas, profesionalisme, dan transparansi.

  • Menkeu juga menyampaikan apresiasi kepada masyarakat luas yang memberikan masukan dan kritik dalam proses membangun Indonesia serta meminta semua pihak menjaga dan membangun Indonesia bersama-sama tanpa merusak atau membahayakan.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, FORTUNE – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati buka suara setelah kediamannya menjadi sasaran penjarahan massa. Ia mengatakan, membangun Indonesia adalah perjuangan berat yang hanya bisa ditempuh dengan etika, moralitas, dan sistem demokrasi yang beradab, bukan dengan anarki maupun intimidasi.

Sri Mulyani mengatakan, sebagai pejabat negara dirinya telah disumpah untuk menjalankan UUD 1945 dan seluruh undang-undang yang berlaku “Ini bukan ranah atau selera pribadi. UU disusun melibatkan pemerintah, DPR, DPRD dan partisipasi masyarakat secara terbuka dan transparan,” katanya dikutip dari akun Instagram @smindrawati.

Apabila publik tidak puas dan hak konstitusi dilanggar UU dapat dilakukan judicial review (sangat banyak) ke Mahkamah Konstitusi. Bila pelaksanaan UU menyimpang, dapat membawa perkara ke pengadilan hingga ke Mahkamah Agung. “Itu sistem demokrasi Indonesia yang beradab dan tidak dengan anarki, intimidasi serta represi,” ujarnya.

Lebih lanjut, Menkeu menekankan bahwa tugas negara harus dijalankan dengan amanah, kejujuran, integritas, profesionalisme, dan transparansi. Ia menegaskan bahwa pejabat negara jelas dilarang melakukan korupsi, karena jabatan publik adalah kehormatan sekaligus tanggung jawab besar.

Sri Mulyani juga menyampaikan apresiasi kepada masyarakat luas, termasuk netizen, akademisi, pelaku UMKM, koperasi, pengusaha besar, hingga media massa yang terus memberikan masukan, kritik, bahkan sindiran. Menurutnya, semua suara publik tersebut merupakan bagian penting dari proses membangun Indonesia.

Dia pun meminta semua pihak menjaga dan membangun Indonesia bersama-sama dengan tidak merusak, menjarah, membakar, memfitnah, memecah belah, menyebar kebencian, atau mengkhianati perasaan publik.

“Kami mohon maaf jika masih banyak kekurangan. Bismillah, kami akan terus memperbaiki diri. Semoga Allah memberkahi dan melindungi Indonesia. Jangan pernah lelah mencintai Indonesia,” tutup Sri Mulyani.

Sebelumnya diberitakan, rumah Sri Mulyani di kawasan Bintaro, Tangerang Selatan menjadi sasaran aksi penjarahan oleh sekelompok orang tak dikenal. Massa mendatangi kediaman Sri Mulyani pada Minggu (31/8) dini hari dan mengambil sejumlah barang. Saat ini, rumah Sri Mulyani dijaga ketatoleh aparat keamanan dan TNI.

Editorial Team

EditorEkarina .