Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK). (Doc: kemenkeu)

Jakarta, FORTUNE - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, menyatakan optimistis akan pertumbuhan ekonomi 2023 yang diproyeksi masih akan mencapai 5 persen. Pasalnya, di tengah situasi perekonomian global yang penuh ketidakpastian dan cenderung melambat, kinerja produk domestik bruto (PDB) Indonesia relatif bertahan dan resilient.

Pada triwulan ketiga tahun lalu, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,05 persen year-to-date (ytd) ditopang oleh permintaan domestik yang mensubstitusi pelemahan eksternal serta peningkatan investasi seiring dengan penyelesaian proyek-proyek strategis nasional.

"Aktivitas konsumsi masyarakat tetap kuat yang didukung dengan tingkat inflasi yang relatif terkendali. Juga penurunan tingkat pengangguran serta peranan APBN yang secara aktif 2023 lalu sebagai shock absorber yang terus menjaga daya beli masyarakat kita," ujarnya dalam konferensi pers KSSK, Selasa (30/1).

Pada kuartal IV-2023, tanda-tanda resiliensi aktivitas perekonomian pada triwulan ketiga juga masih berlanjut, kata Sri Mulyani, seperti terlihat pada indeks Purchasing Managers' Index (PMI) yang konsisten di zona ekspansif dan kontribusi surplus neraca perdagangan yang terus berlanjut.

Indikator lainnya, seperti indeks penjualan riil dan indikator keyakinan konsumen, juga masih relatif stabil dan kuat.

"Dengan perkembangan tersebut pertumbuhan ekonomi 2023 diperkirakan masih akan bertahan pada kisaran 5 persen. Sementara angka pengangguran menurun menjadi 5,32 persen dan angka kemiskinan mencapai 9,36 persen," ujarnya.

Untuk 2024, Sri Mulyani memproyeksikan pertumbuhan ekonomi akan berkisar 5,2 persen sesuai dengan asumsi APBN. Pertumbuhan ekonomi yang kuat pada tahun ini terutama didorong oleh aktivitas penyelenggaraan Pemilu yang diharapkan berdampak positif pada aktivitas konsumsi.

Nilai tukar dan inflasi

Editorial Team

Tonton lebih seru di