Jakara, FORTUNE - Suhu global telah mencapai rekor terpanas selama tiga hari berturut-turut pekan ini. Menurut warta Bloomberg, temperatur rata-rata di seluruh dunia mencapai 17,23C (63F) pada Kamis (6/7), melebihi rekor yang dicapai pada Senin serta Selasa dan Rabu, menurut data National Centers for Environmental Prediction.
Kondisi ini meningkatkan kekhawatiran atas dampak panas ekstrem dan laju perubahan iklim yang cepat. Apalagi, kenaikan suhu di musim panas ini telah membahayakan jutaan orang di seluruh dunia.
Cina mengalami gelombang panas sekitar dua pekan lalu, dengan rekor temperatur tertinggi terjadi di Beijing. Kemudian, suhu ekstrem di India pada Juni lalu disinyalir sebagai penyebab kematian di beberapa wilayah termiskinnya. Sementara pekan lalu, puncak panas yang berbahaya melanda wilayah Texas dan Meksiko utara.
Cuaca ekstrem harusnya memberi lebih banyak tekanan pada para pemimpin global untuk mengurangi emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari pembakaran batu bara, minyak, dan gas alam yang memerangkap panas di atmosfer.
Apalagi, efek perubahan iklim diperparah dengan datangnya El Niño pertama dalam hampir empat tahun. Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) PBB dalam laporannya Maret lalu bahkan menyebut dunia akan melebihi 1,5C pemanasan "dalam waktu dekat," dengan upaya tindakan iklim masih belum cukup.