Jakart, FORTUNE - Hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Bank Indonesia mengindikasikan bahwa perkembangan harga properti residensial di pasar primer secara tahunan meningkat terbatas pada triwulan I-2023. Hal tersebut tecermin pada kenaikan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) triwulan I-2023 sebesar 1,79 persen (yoy), sedikit lebih rendah dibandingkan pertumbuhan 2,00 persen (yoy) pada triwulan sebelumnya.
Kenaikan IHPR yang masih terbatas terutama terjadi pada rumah tipe menengah, yaitu 2,76 persen (yoy) dibandingkan dengan 3,22 persen (yoy) pada triwulan IV-2022.
Lebih lanjut, harga tipe rumah kecil dan besar juga meningkat terbatas sebesar 1,77 persen (yoy) dan 1,36 persen (yoy) lebih rendah dari 2,08 persen (yoy) dan 1,43 persen (yoy) pada triwulan IV-2022.
Secara spasial, pergerakan indeks harga rumah yang melambat pada triwulan I-2023 terutama terjadi di kota Pontianak, Yogyakarta, dan Surabaya.
Secara triwulanan, IHPR pada triwulan I-2023 juga terindikasi melambat dengan kenaikan 0,42 persen (qtq), sedikit lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (0,47 persen). Ini terutama disebabkan oleh perlambatan kenaikan harga pada tipe rumah menengah (0,66 persen) dan besar (0,32 persen).
Sementara itu, harga rumah pada tipe kecil meningkat 0,40 persen (qtq), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mencapai 0,32 persen (qtq). Perlambatan IHPR Primer secara triwulanan terutama terjadi di Jabodebek (0,33 persen), Balikpapan (0,62 persen), dan Bandung (0,24 persen).
Tren perlambatan IHPR Primer pada triwulan I-2023 relatif sejalan dengan laju inflasi bahan bangunan yang juga melambat. Inflasi tahunan Indeks Harga Konsumen (IHK) untuk subkelompok pemeliharaan, perbaikan, dan keamanan tempat tinggal/perumahan pada Maret 2023 mencapai 3,21 persen (yoy), melambat dibandingkan dengan inflasi Desember 2022 yang mencapai 3,46 persen (yoy).