Apa Arti Friday the 13th? Benarkah Penuh Kesialan?

Jakarta, FORTUNE – Hari ini, Jumat (13/1), termasuk salah satu Friday the 13th. Apa maksud dan arti dari istilah Friday the 13th?

Setidak-tidaknya, ada satu Jumat bertanggal 13 setiap tahun. Bahkan, di tahun-tahun tertentu, tanggal 13 di hari Jumat bisa muncul tiga kali. Tapi, sepanjang 2023, hanya ada dua tanggal 13 yang jatuh di hari Jumat, hari ini dan 13 Oktober 2023. Sementara pada 2024, Jumat tanggal 13 ada di bulan September dan Desember. Hari-hari itu dijuluki Friday the 13th.

Melansir USA Today, mayoritas orang Amerika meyakini, tanggal 13 di hari Jumat memiliki arti tersendiri.  Sebenarnya, apa arti dan maknanya? Lalu, mengapa istilah itu bisa muncul hingga menjadi terkenal, sampai-sampai menjadi topik tren di Google?

Berikut ulasan informasi seputar arti Friday the 13th, sejarah, dan fakta-fakta yang berkaitan dengannya.

Angka 13 pada hari Jumat tanggal 13 identik dengan kesialan. Setidaknya, itu-lah yang dipercayai sebagian orang. Maka dari itu, Friday the 13th menjadi momok bagi mereka yang meyakini hal tersebut. Tak ayal, banyak gedung yang menghindari penggunaan nama ‘lantai 13’, ada pula orang-orang yang menghindari melakukan hal krusial seperti pernikahan di tanggal 13.

Ini juga berlaku di Jumat tanggal 13. Melansir History.com, sebagian orang di Amerika menghindari bercermin di tanggal itu, ada juga yang tak mau mengemudi.

Berdasarkan laporan USA Today, itu bisa jadi juga dipengaruhi oleh sejarah. “Banyak hal tak menguntungkan terjadi pada hari Jumat termasuk penyaliban Kristus. Hari sejak itu dikaitkan dengan pertanda buruk umum,” ujar Profesor Sejarah di Iowa State University, Michael Bailey.

Tak hanya itu, di hari Jumat tanggal 13 juga terjadi kesialan pada 1307, saat Raja Prancis memerintahkan penangkapan ratusan Ksatria Templar. Mayoritas dari mereka berujung dieksekusi.

Itu tadi asal-usul dan arti Friday the 13th dari segi kepercayaan. Bagaimana dari sisi sains? Menurut Igor Radun dari Human Factors and Safety Behaviour Group di University of Helsinki’s Intitute of Behavioral Sciences di Finlandia, tak ada data yang memastikan 13 merupakan angka sial.

“Tak ada dan tak akan pernah ada. Tak ada alasan untuk percaya bahwa angka berapapun akan beruntung atau tak beruntung,” katanya, dilansir dari Live Science.

Akan tetapi, beberapa studi menunjukkan sebaliknya. Menurut studi tahun 1993 di British Medical Journal, risiko masuk rumah sakit akibat kecelakaan transportasi bisa meningkat 52 persen pada tanggal 13.

Studi itu menganalisis total cedera karena kecelakaan mobil di Selatan Jalan Tol M25 london selama lima bulan, yang memiliki hari Jumat tanggal 13, di periode 1990 dan 1992. Data itu dibandingkan dengan data pada Jumat tanggal 6 di bulan yang sama

Menanggapi itu, Peneliti Sekolah Kedokteran Klinis di University of Cambridge, Robert Luben mengatakan, “Beberapa orang jelas tak mengerti itu ditulis hanya untuk bersenang-senang dan tak dianggap serius.”

Dari situ, mulai muncul penelitian lain. Sayang, mayoritas studi hanya berpaku pada data statistik seperti data kecelakaan, data bursa, dan lain-lain. Luben menyebut, tak ada upaya membangun hubungan langsung antara kepercayaan terhadap takhayul dan perilaku orang-orang yang meyakininya.

“Karena itu, tak heran jika hasil yang bertentangan dapat terjadi. Di penelitian kami, kami tak menemukan bahwa wanita atau pria mengalami lebih banyak kecelakaan lalu lintas pada Jumat tanggal 13 dibanding hari Jumat sebelum dan sesudahnya,” jelasnya, membahas studinya pada 2004 berjudul Females Do Not Have More Injury Road Accidents on Friday the 13th” di BMC Public Health.

Hemat kata, menurutnya, tak ada angka sial atau angka keberuntungan. Semua dipengaruhi oleh persepsi. Demikian informasi seputar arti Friday the 13th dan asal-usulnya.