Jakarta, FORTUNE - Target penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meningkat menjadi 91 juta ton CO2e di tahun ini. Peningkatan tersebut sejalan dengan target penurunan emisi yang tertuang dalam Nationally Determined Contribution (NDC) yang merupakan turunan dari ratifikasi Perjanjian Paris.
Menteri ESDM Arifin Tasrif mengaku optimistis dapat mencapai target tersebut hingga akhir 2022. Pasalnya sudah tiga tahun berturut-turut capaian mitigasi perubahan iklim itu memenuhi target.
"Tahun lalu emisi GRK sektor energi telah diturunkan 69,5 juta ton CO2e dari target 67 juta ton CO2e, dengan kontribusi terbesar antara lain dari penurunan emisi melalui implementasi EBT, aplikasi efisiensi energi dan penerapan bahan bakar rendah karbon yaitu gas alam," jelasnya di komisi VII DPR, Kamis (13/1).
Sebagai catatan, pada 2019 dan 2020, capaian penurunan emisi GRK sektor energi juga memenuhi target yang ditetapkan. Tahun 2020, dari target 58 juta ton CO2e, capaian penurunan emisi mencapai 64,4 juta ton CO2e. Sedangkan pada 2019 dari target 51 juta ton CO2e, emisi yang berhasil diturunkan mencapai 54,8 juta ton.
Khusus tahun 2020, secara terperinci penurun emisi disumbangkan oleh implementasi Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 34,2 juta ton CO2e, lalu efisiensi energi 12,9 juta ton CO2e, bahan bakar karbon rendah 8,3 juta ton CO2e, penggunaan teknologi pembangkit bersih 5,9 juta ton CO2e, dan kegiatan lain 2,8 juta ton CO2e.
Sementara pada 2021 penurun emisi disumbangkan oleh implementasi Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 30,3 juta ton CO2e, efisiensi energi 14,6 juta ton CO2e, bahan bakar karbon rendah 12 juta ton CO2e, penggunaan teknologi pembangkit bersih 9,3 juta ton CO2e, dan kegiatan lain 3,1 juta ton CO2e.