Tarif Trump Picu Kekhawatiran Global, Ekonom: Ancaman bagi AS

Jakarta, FORTUNE - Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali menuai kritik atas kebijakan tarifnya yang dinilai dapat merugikan perekonomian global. Mantan Menteri Keuangan AS, Larry Summers, menyebut kebijakan ini sebagai ancaman yang tidak masuk akal. "Berhenti atau aku akan menembak kakiku sendiri," ujarnya.
Dewan redaksi Wall Street Journal bahkan menyebutnya sebagai "Perang Dagang Paling Bodoh dalam Sejarah," sementara JP Morgan menyatakan semakin khawatir dengan dampak kebijakan ini. Hampir seluruh ekonom sepakat bahwa tarif yang diberlakukan Trump tidak menguntungkan bagi AS dan dapat memicu perang dagang global. Demikian dilaporkan Fortune.com.
Pada 1 Februari, Trump memberlakukan tarif terhadap Meksiko, Kanada, dan Cina, dengan pengecualian bagi sektor energi Kanada. Langkah ini segera direspons oleh Kanada dengan kebijakan balasan, sementara Meksiko tampaknya akan melakukan hal serupa. Namun, Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum mengumumkan bahwa Trump setuju menunda kebijakan tersebut selama satu bulan, setelah berbicara melalui telepon pada Senin. Sebagai imbalan, Sheinbaum menyatakan bahwa Meksiko akan mengerahkan 10.000 tentara ke perbatasan untuk menghentikan aliran fentanyl ke AS.
Sebelum pengumuman tersebut, pasar saham global mengalami penurunan tajam. Indeks S&P 500 sempat turun 1,9 persen sebelum akhirnya sedikit pulih dan hanya mencatat penurunan 0,6 persen.
Kini Trump "perang dagangnya" ke Kanada dan Meksiko. Hal ini terjadi setelah pembicaraan dilakukan Trump dengan para pemimpin kedua negara, yang seharusnya menjadi sekutu dekat AS itu, Senin (3/2) waktu setempat. Trump menyebut percakapannya dengan Presiden Meksiko sebagai diskusi yang bersahabat. Ia juga telah berbicara dengan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau.