Jakarta, FORTUNE - Jepang, Korea Selatan, hingga Australia diprediksi bakal menyusul Cina untuk menjadi sumber pembiayaan atas investasi energi bersih di Asia Tenggara. Pada 2013-2023, Cina memimpin pembiayaan energi bersih di kawasan Asia Tenggara dengan kucuran dana mencapai US$2,7 miliar.
Yu Sun Chin, Peneliti Zero Carbon Analytics (ZCA) mengungkapkan meskipun saat ini Cina mendominasi seluruh investasi dan perdagangan teknologi bersih, tetapi Korea Selatan telah mengambil alih ceruk ekspor komponen baterai. Sementara Jepang mengambil pasar investasi tenaga surya.
"Negara-negara ini memiliki peluang menjanjikan untuk memperluas investasi energi bersih mereka di seluruh Asia Tenggara, yang merupakan kawasan dengan ekonomi yang terus tumbuh dan memiliki potensi energi terbarukan melimpah,” kata Yu Sun Chin, Peneliti Zero Carbon Analytics (ZCA) dalam laporan terbaru bertajuk The race to invest in Southeast Asia's green economy, Selasa (20/5).