Jakarta, FORTUNE - Nilai transaksi belanja daring selama momen Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 12.12 akhir tahun ini naik signifikan. Berdasarkan riset NielsenIQ, transaksinya mencapai Rp18,1 triliun, naik 56 persen ketimbang tahun lalu yang mencapai Rp11,6 triliun.
“Sebanyak Rp8,5 triliun bersumber dari penjualan produk lokal. Nilai tersebut naik Rp2,9 triliun dari 2020,” kata Direktur NielsenIQ Indonesia, Rusdy Sumantri, saat konferensi pers Dampak Harbolnas 2021 secara virtual, Rabu (29/12).
Berdasarkan wilayah, transaksi di Pulau Jawa naik 73 persen, dan luar Jawa meningkat 38 persen. Khusus untuk penjualan produk lokal di Jawa, kenaikannya 55 persen, sedangkan luar Jawa 42 persen. "Volume transaksi meningkat 7,4 kali dibanding volume penjualan rata-rata di hari biasa," ujarnya.
Faktor utama yang mendorong peningkatan belanja online, termasuk saat Harbolnas, adalah peningkatan pengguna internet aktif yang jumlahnya mencapai 45 juta, katanya, atau naik 32 persen dari 2020.
Sementara itu, konsumen aktif e-commerce juga naik tajam. Jumlahnya mencapai 32 juta atau naik 88 persen ketimbang tahun lalu. "Kita tahu pada 2020 ada PSBB. Kita semua di rumah. Itu bisa dibilang memaksa masyarakat untuk beralih ke online," kata Rusdy.