Jakarta, FORTUNE – Promosi kopi Indonesia melalui berbagai pameran, festival, maupun program cupping di berbagai negara adalah salah satu upaya meningkatkan ekspor kopi lokal. Namun, terdapat beberapa hal yang membuatnya menjadi tidak efektif.
Wakil Ketua Umum Bidang Spesialti dan Industri Kopi dari Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI), Pranoto Soenarto, mengatakan penyelenggaraan promosi kadang mengalami tumpang tindih tanggung jawab, misalnya di pihak kementerian dan lembaga.
“Kalau gitu (mengadakan pameran dan festival kopi) fokusnya siapa yang harus pergi? Seharunya perdagangan, karena mengurus sentranya para pedagang. Jadi, mereka itu (Kementerian Perdagangan) yang ngejar nilainya, kan?” ujar Pranoto kepada Fortune Indonesia (8/12).
Selain itu, kata Pranoto, tujuan promosi masih belum matang. “Jangan sampai kopi ini nantinya seperti cokelat. Orang semua dari luar negeri disuruh buka pabrik cokelat di sini, bahan baku cokelatnya enggak ada. Giliran impor pun malah jadi diributkan, kan ini dianggap melawan UU Cipta Kerja,” katanya.