Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Ilustrasi kerja sama Indonesia-Jepang. (ipdefenseforum)

Jakarta, FORTUNE - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Nailul Huda, mengatakan bahwa kerja sama ekonomi Indonesia-Jepang berpeluang menguntungkan. Namun, kerja sama ini terjadi di tengah penurunan permintaan barang komoditas bisa jadi tantangan yang harus dihadapi.

Krisis global yang terjadi saat ini, bisa berdampak ke sejumlah negara. “Inflasi global yang terus naik menyebabkan sedikit sulit perekonomian global, termasuk Jepang. Bisa jadi penurunan permintaan produk Indonesia dari Jepang,” ujarnya kepada Fortune Indonesia, Senin (5/9).

Namun demikian, Jepang adalah salah satu negara tujuan ekspor besar Indonesia setelah Tiongkok. Pada 2021, neraca dagang RI dengan Jepang surplus, yang sebagian  didominasi oleh barang-barang komoditas.


 

Pengembangan produk ekspor ke Jepang

Pekerja menata ikan tuna di dalam truk di Pelabuhan Tanjungwangi, Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu (10/8). (ANTARAFOTO/Budi Candra Setya)

Menurut Huda, Indonesia perlu mengembangkan lagi produk-produk selain komoditas untuk diekspor ke Jepang. Apalagi, Indonesia masih memiliki banyak sumber daya yang memiliki prospek dan kualitas cukup baik.

“Misalkan, produk olahan ikan. Memang Jepang ini jadi salah satu konsumen ikan Indonesia juga. Tapi, ekspor ikan Indonesia ke Jepang masih relatif kecil dibandingkan impor ikan ke Jepang dari negara-negara dunia lainnya,” ujar Huda.

Pembaruan dalam IJ-EPA

Editorial Team

Tonton lebih seru di