Investasi dari UEA rencananya ada yang diarahkan untuk pembangunan ibu kota negara baru. Dari total komitmen Rp637 triliun itu, sebanyak Rp256,9 triliun diinvestasikan di INA. Sebanyak Rp114,19 triliun atau US$8 miliar sudah jelas peruntukannya, sementara Rp142,67 triliun atau US$10 miliar sisanya masih bersifat tentatif untuk dimasukkan ke proyek pembangunan ibu kota.
”Angkanya berapa belum disepakati, saat ini komunikasi masih berlangsung intens. Tetapi, dari total komitmen itu, yang mungkin masuk ke proyek ibu kota negara baru adalah 10 miliar dollar AS itu,” kata Bahlil.
Bahlil mengungkapkan sejumlah proyek yang disasar oleh Uni Emirat Arab (UEA) untuk pembangunan ibu kota baru di Kalimantan Timur. Secara umum ada sejumlah proyek, seperti beberapa fasilitas gedung, IT (teknologi informasi) hingga pembangunan sejumlah industri hijau.
"Sekarang tim kami sedang mapping secara detail. Nanti sore kita rapat lagi dengan Pak Luhut dan tim dari UEA untuk meng-exercise lagi mana bagian-bagian yang mereka minati. Tetapi secara umum, pertama adalah beberapa fasilitas gedung mereka mau, IT juga mereka mau, kemudian beberapa kawasan industri hijau. Ini secara umum," ucapnya.
Bahlil sendiri berjanji akan memberikan informasi soal rincian proyek yang diminati UEA dalam dua hingga tiga minggu ke depan.