Acara Peluncuran Kartu Kredit Pemerintah Domestik dan QRIS Antarnegara, Senin (29/8). (dok. Setkab)
Sementara itu, posisi ULN pemerintah tercatat pada bulan Juli 2023, sebesar US$193,2 miliar atau secara tahunan tumbuh 4,1 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 2,8 persen (yoy).
"Perkembangan ULN tersebut antara lain dipengaruhi oleh penarikan pinjaman luar negeri untuk mendukung pembiayaan program dan proyek," jelas Erwin.
Bamk sentral menilai, sebagai salah satu komponen dalam instrumen pembiayaan APBN, ULN berperan penting untuk mendukung upaya Pemerintah dalam pembiayaan sektor produktif serta belanja prioritas sehingga mampu menopang dan menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap solid di tengah ketidakpastian kondisi perekonomian global.
Dukungan tersebut antara lain mencakup sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 24,0 persen dari total ULN pemerintah. Sedangkan untuk administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib sebesar 18,1 persen dan jasa pendidikan sebesar 16,8 persen.
Sementara itu, untuk porsi sektor konstruksi sebesar 14,2 persen dan jasa keuangan dan asuransi sebesar 10,1 persen. Erwin menyebut, posisi ULN pemerintah relatif aman dan terkendali mengingat hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9 persen dari total ULN pemerintah.