Jakarta, FORTUNE - Beijing tengah diterkam fenomena panik berbelanja (panic buying). Warganya dilaporkan menyetok bahan pangan demi berjaga-jaga jika terjadi kondisi darurat.
Sebelumnya (1/11), pemerintah Cina meminta pihak berwenang untuk bekerja dengan baik dalam memastikan pasokan serta harga makanan stabil menjelang musim dingin. Upaya ini juga dilakukan menyusul peningkatan kasus COVID-19.
Namun, desakan pemerintah kepada masyarakat Cina untuk “menimbun” bahan pangan justru memicu kepanikan. Banyak orang kemudian bergegas ke pasar swalayan untuk membeli minyak goreng, beras, kubis, dan tepung.
“Ini akan menjadi musim dingin ‘yang dingin’. Kami ingin memastikan kami memiliki cukup makanan," kata seorang wanita di pasar swalayan di pusat Beijing, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (3/11).
Antrean panjang terlihat di kios-kios supermarket. Masyarakat juga membeli sayuran untuk disimpan di rumah dan nantinya akan dikonsumsi selama musim dingin.
Mengutip BBC, media pemerintah juga berupaya meredam kekhawatiran di tengah peristiwa panic buying. The Economic Daily, misalnya, mewartakan kepada pembacanya bahwa permintaan pemerintah tersebut ditujukan agar warga siap jika terjadi kondisi darurat.
“Begitu berita ini keluar, semua orang tua di dekat saya menjadi gila, panik membeli di supermarket,” tulis seorang pengguna di situs media sosial Cina, Weibo, seperti dilansir BBC.