Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
PT Trisula Textile Industries Tbk (BELL), akan investasi bangun pabrik Rp20 miliar di Solo. (dok. BELL)

Jakarta, FORTUNE - Indonesia semakin menunjukkan dominasinya di pasar tekstil halal global. Salaam Gateway melaporkan, dengan populasi Muslim mencapai 242 juta jiwa, negara ini bersiap memberlakukan sertifikasi halal wajib untuk pakaian mulai 2026.

Langkah ini menjadi transformasi besar dalam sektor fesyen nasional, seperti yang disampaikan Ahmad Soffian, CEO dan Co-founder Sa’adah Global, konsultan bisnis halal yang berbasis di Jakarta. “Bagi produsen tekstil, regulasi ini akan meningkatkan kebutuhan investasi di bidang sertifikasi, mesin baru, dan lini produksi khusus yang memenuhi standar halal,” kata Ahmad, dikutip Jumat (27/12).

Pasar tekstil halal global terus berkembang berkat meningkatnya permintaan akan fesyen etis dan sederhana, pemahaman terhadap prinsip halal, serta populasi Muslim yang terus bertambah. Belanja Muslim untuk fesyen mencapai US$318 miliar pada 2022, naik 8,4 persen dari tahun sebelumnya, dan diperkirakan tumbuh dengan tingkat pertumbuhan tahunan majemuk (CAGR) 6,1 persen, mencapai US$428 miliar pada 2027, menurut laporan State of the Global Islamic Economy 2023/24.

Selain memenuhi kebutuhan agama, tekstil halal juga mendukung praktik produksi ramah lingkungan dan cruelty free. Hal ini menjadikannya menarik bagi konsumen non-Muslim yang sadar etika. Kombinasi tersebut menempatkan tekstil halal sebagai pilar fesyen sederhana dan inovasi berkelanjutan dalam industri tekstil global.

Namun, produsen lokal di Indonesia harus memastikan rantai pasokan mereka—mulai dari bahan baku hingga produk jadi—mematuhi standar halal untuk menghindari gangguan operasional. Ahmad menekankan, “Dengan menyesuaikan standar halal, bisnis lokal dapat menarik permintaan global untuk fesyen halal dan sederhana, sehingga memperluas jangkauan pasar mereka secara signifikan.”

Inovasi produk lokal

Editorial Team

Tonton lebih seru di