Dukung Induk, Pembiayaan Unit Usaha Syariah Perbankan Masih Tumbuh

Jakarta, FORTUNE - Pembiayaan pada Unit Usaha Syariah (UUS) perbankan masih tetap tumbuh dalam di tengah ketidak pastian ekonomi nasional dan global.
Pengamat ekonomi syariah IPB Irfan Syauqi Beik mengatakan, Indonesia berpotensi menjadi pusat ekonomi dan keuangan syariah dunia. Namun demikian, menurutnya masih ada gap pembiayaan dari berbagai sektor.
“Sektor ekonomi syariah ada tiga, riil, keuangan, dan sosial. Di Indonesia, semuanya masih memiliki gap antara realita dan potensi. Artinya ruang pengembangan masih sangat besar,” kata Irfan melalui keterangan resmi yang diterima Jumat (4/3) lalu.
Mengutip data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), per Oktober 2021, pembiayaan yang disalurkan bank syariah tercatat mampu tumbuh 7,9 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp418 triliun.
Secara persentase angka ini lebih baik dibandingkan dengan pertumbuhan bank umum konvensional yang naik 3,3 persen (yoy) pada periode tersebut.
Sejalan dengan hal tersebut, sejumlah UUS perbankan masih mencatatkan pertumbuhan yang kuat di antaranya UUS CIMB Niaga (CIMB Niaga Syariah), UUS BTN (BTN Syariah), hingga UUS Maybank Indonesia.
Pembiayaan CIMB Niaga Syariah tumbuh 15,8%
CIMB Niaga Syariah masih mempertahankan pertumbuhan di akhir 2021 dengan total pembiayaan mencapai Rp37,0 triliun. Pembiayaan tersebut tumbuh 15,8 persen (yoy).
Sementara itu, dari sisi penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) pihaknya membukukan angka Rp41,5 triliun atau tumbuh 39,2 persen (yoy) per 31 Desember 2021.
CIMB Niaga Syariah juga terus memberikan inovasi dan kemudahan kepada masyarakat untuk mewujudkan rencana ibadah Haji lebih awal melalui Program Investasi Haji Muda. Program ini mengajak masyarakat, khususnya kalangan generasi muda, untuk menyiapkan dana pendaftaran setoran awal Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) sebesar Rp25 juta melalui skema investasi.