Jakarta, FORTUNE - Indonesia berada di peringkat enam untuk kategori keuangan syariah dalam State of the Global Islamic Economy (SGIE) Report 2022.
Peringkat ini masih jauh di bawah Malaysia yang berada pada urutan pertama, disusul Arab Saudi hingga Kuwait. Adapun total aset keuangan syariah RI berada pada posisi ke-7 terbesar dengan nilai US$119,5 miliar.
Meskipun demikian, sektor keuangan syariah di Indonesia masih memiliki prospek menjanjikan seiring dengan merger tiga bank anak usaha bank BUMN menjadi Bank Syariah Indonesia (BSI).
Dalam Islamic Finance Summit 2022, pada September lalu Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sekaligus Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Erick Thohir mendorong terbentuknya ekosistem ekonomi dan keuangan syariah RI. Menurutnya, ada dua strategi yang dapat dijalankan yakni mengeluarkan aturan tentang percepatan industri atau keuangan syariah serta mendorong peran aktif masyarakat, khususnya kalangan pesantren baik para ulama, santripreneur, hingga muslimpreneur.
Indonesia sebagai negara dengan mayoritas penduduk muslim terbesar, lanjut Erick, sudah seharusnya bisa mewujudkan ekosistem ekonomi syariah yang kokoh. Menurutnya tak cukup bagi Indonesia hanya sebatas menjadi konsumen produk halal negara lain, tapi harus menjadi produsen dan pemain global.
Namun, mustahil bagi Indonesia dapat menjadi pemain utama industri atau keuangan syariah di dunia, bila ekosistem ekonomi syariah di Tanah Air belum dibenahi dan tidak kokoh. "Namun mustahil kita dapat menjadi pemain global jika belum berhasil memperkuat sistem keuangan syariah kita sendiri dari dalam negeri," ujarnya.