Jakarta, FORTUNE - Menjelang bulan suci Ramadan yang jatuh pada 1 Maret 2025, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat lonjakan volume impor kurma. Tren peningkatan ini bahkan telah terlihat dalam beberapa bulan terakhir.
Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti mengungkapkan bahwa pada Januari 2025, impor kurma mencapai 16.426 ton dengan nilai transaksi sebesar US$20,68 juta. Jumlah ini mengalami kenaikan dibandingkan dengan Desember 2024 yang tercatat sebanyak 10.555 ton.
"Dapat dilihat tren impor kurma dalam beberapa bulan terakhir ini sudah mulai terlihat persiapannya menjelang periode Ramadan dan Lebaran," ujarnya dalam konferensi pers, Senin (17/2).
Berdasarkan data BPS, Mesir menjadi negara asal impor kurma terbesar pada Januari 2025 dengan total 10.150 ton atau 61,80 persen dari keseluruhan impor. Disusul Arab Saudi dengan 1.880 ton atau 11,42 persen dan Uni Emirat Arab sebanyak 1.760 ton atau 10,71 persen.
"Kalau kita lihat dari negara asalnya, impor kurma terbesar berasal dari Mesir sebanyak 10,15 ribu ton dengan kira-kira share-nya adalah sebesar 61,80 persen terhadap total impor kurma Indonesia," kata Amalia.