Jakarta, FORTUNE - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Indeks Kepuasan Jemaah Haji Indonesia (IKJHI) 2025 mencapai skor 88,46. Angka tersebut masuk kategori sangat memuaskan dan lebih tinggi dibanding 2024 yang mencatatkan 88,20.
Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menuturkan bahwa skor di atas 85 menunjukkan kualitas layanan yang memuaskan.
“Indeks IKJHI Tahun 2025 mencapai 88,46. Dengan capaian ini, jemaah haji Indonesia menerima layanan penyelenggaraan haji secara sangat memuaskan,” ujarnya dalam pernyataan resmi, Rabu (10/9).
Dilihat dari jenis layanan, Transportasi Bus Shalawat mencatatkan skor tertinggi, yakni 92,15 atau naik 0,54 poin dari tahun sebelumnya. Posisi berikutnya adalah Transportasi Bus Antarkota dengan 91,62 dan layanan Petugas Haji dengan skor 89,72. Layanan akomodasi tenda mengalami kenaikan terbesar, yakni 2,27 poin dibandingkan tahun lalu.
Berdasarkan daerah kerja, hampir semua wilayah masuk kategori sangat memuaskan. Satu-satunya yang di bawah skor 85 adalah Armuzna (Arafah, Muzdalifah, Mina) dengan 84,84. Sementara itu, tingkat kepuasan tertinggi berturut-turut dicatatkan di Bandara (91,48), Makkah (89,14), dan Madinah (89,12).
Survei Kepuasan Jemaah Haji Indonesia (SKJHI) melibatkan 14.400 responden yang dipilih secara acak. Pengumpulan data dilakukan di tujuh titik pengamatan melalui kuesioner dan wawancara langsung.
Terdapat sepuluh indikator layanan yang dievaluasi, seperti transportasi (bus Shalawat dan antarkota), layanan petugas haji, ibadah, konsumsi (non-Armuzna dan Armuzna), layanan umum, akomodasi hotel dan tenda.
Keberagaman indikator ini memberikan gambaran yang lebih detail tentang apa yang disukai dan diharapkan jemaah. Selain itu, komponen manusiawi seperti sikap, keramahan, kesopanan petugas kloter juga disebut sebagai salah satu pendorong kepuasan yang meningkat tahun ini.
Sebagai tambahan, tahun ini BPS menyertakan survei khusus mengenai layanan ramah lansia dan disabilitas. Data juga menunjukkan mayoritas jemaah haji 2025 adalah perempuan (55,54 persen) dan hampir 90 persen berusia di atas 40 tahun. Dari sisi pendidikan, 28,93 persen merupakan lulusan perguruan tinggi, sementara 25,99 persen lulusan SMA/MA.