Jakarta, FORTUNE - Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), Prof. KH Noor Achmad, mengatakan potensi zakat Indonesia diperkirakan mencapai Rp327 triliun dengan target pengumpulan zakat Nasional 2022 mencapai Rp26 triliun. Namun, dana sosial Islam, ZISWAF (Zakat, Infaq, Sedekah, dan Wakaf), masih mengalami kesulitan dalam pengumpulannya, sehingga belum mampu mencapai titik potensialnya.
Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) melaporkan tren berzakat pada 2021 didominasi kaum milenial dengan rentang usia 25-44 tahun. Bahkan, jumlahnya mencapai 70 persen dari total hasil pengumpulan zakat, infak, dan sedekah (ZIS) sebesar Rp11,5 triliun.
"Angkanya mencapai 70 persen generasi milenial dari total pengumpulan zakat pada 2021," ujarnya.
Salah satu penyebab sulitnya pengumpulan zakat adalah jalur pembayaran zakat masyarakat Indonesia yang masih didominasi dengan pembayaran melalui jalur selain lembaga zakat, seperti masjid, orang terdekat atau memberi langsung pada dhuafa.
Hal ini karena kurangnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap tata kelola, transparansi, dan akuntabilitas lembaga amil zakat. Strategi digitalisasi diperlukan agar masyarakat lebih dekat dengan lembaga pengelola zakat. Bayar zakat pun bisa disalurkan melalui internet. Banyak aplikasi online yang menyediakan layanan zakat digital.