Jakarta, FORTUNE - Respons kebijakan ekonomi syariah harus berjalan selaras dengan strategi ekonomi nasional. Hal ini sebagai salah satu upaya mendukung stabilitas pertumbuhan ekonomi Indonesia. Demikian disampaikan Deputi Gubernur Bank Indonesia Aida S. Budiman dalam pembukaan Festival Ekonomi Syariah Kawasan Indonesia Timur Indonesia (KTI)secara hybrid, Kamis (28/7).
"Ini penting karena ekonomi syariah tidak terlepas dari ekonomi nasional," kata Aida.
Aida menilai ekonomi syariah dapat mendukung perekonomian nasional seiring dengan pertumbuhannya yang pesat. Pada kuartal I 2022, menurut Aida, sektor aktivitas usaha syariah tumbuh 4,73 persen, lebih tinggi dari kuartal sebelumnya.
Aida mengatakan, pertumbuhan juga disumbang produk halal yang ditransaksikan di e-commerce dan marketplace mencapai Rp10,82 triliun selama periode Januari-Mei 2022. Angka ini tumbuh 23 persen dari periode tahun lalu. Untuk itu, BI terus memastikan transaksi ekonomi dan keuangan syariah bisa dilakukan dengan cepat mudah murah aman dan andal.
Tak hanya itu, pertumbuhan ekonomi syariah, kata dia, didukung pula oleh bisnis model yang kuat karena menganut nilai universal, tahan terhadap siklus ekonomi, dan mempunyai penetrasi yang kuat kepada ekonomi daerah.