Jakarta, FORTUNE - Teknologi digital terus berkembang pesat, sejalan dengan itu pula semakin banyak pula sektor yang memanfaatkan perangkat lunak (software) untuk memberikan kemudahan dan mendukung pertumbuhan bisnis. Namun, masalah keamanan siber masih jadi tantangan, salah satunya di bidang teknik.
Mengutip BSA, The Software Alliance, ada banyak perusahaan teknik dan desain yang menggunakan perangkat lunak ilegal dalam pembangunan proyek-proyek infrastruktur publik yang sangat penting. Sayangnya, hal itu diikuti rberbagai isiko yang yang dapat membayakan keamanan publik.
Direktur BSA, Tarun Sawney, menekankan perlunya pemimpin bisnis mengelola aset perangkat lunak secara hati-hati. “Setiap CEO dan pemimpin bisnis di industri teknik dan desain sebaiknya menjadikan resolusi tahun baru sebagai momentum untuk dapat mengelola asset perangkat lunak mereka secara hati-hati,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Fortune Indonesia, Selasa (6/2).
Selain itu, menurutnya, pemerintah harus selalu memantau penggunaan perangkat lunak dalam proyek-proyek pekerjaan publik. “Untuk memastikan bahwa semua proyek infrastruktur yang didanai oleh pajak menggunakan perangkat lunak yang aman, terjamin, dan berlisensi,” kata Sawney.
Di Asia Tenggara, kerugian akibat pelanggaran data mencapai rekor tertinggi pada 2023 dengan peningkatan 6 persen dari tahun sebelumnya. Oleh sebab itu, penggunaan perangkat lunak yang legal sangat diperlukan. Berikut ulasan lima langkah panduan untuk organisasi dalam memastikan kepatuhan perangkat lunak serta meningkatkan keamanan dan keselamatan siber.