Jakarta,FORTUNE – Asia Tenggara memasuki fase baru dalam transformasi digital. Mulai dari bisnis rumah sakit hingga industri aviasi mulai menerapkan Artificial Intelligence (AI)—bukan hanya untuk otomatisasi, tapi untuk memperluas kemampuan manusia.
Laporan IDC Research 2025 menyebutkan, lebih dari 70 persen perusahaan di kawasan ASEAN telah mengadopsi inisiatif AI. namun hanya 23 persen yang berdampak transformatif, alias menghasilkan dampak nyata ke pengembangan bisnis. seperti yang diakui banyak pelaku industri, tantangan terbesar bukan pada teknologinya, melainkan pada manusia yang menggunakannya.
Hal itu menjadi benang merah dalam forum “AI in Action” yang digelar di Thamrin Nine Ballroom Jakarta, oleh AiSensum, dan didukung oleh Surveysensum beberapa waktu lalu. Dalam forum tersebut, berbagai perusahaan berbagi cerita transformasi teknologi mereka.
Chief AI Office, AISensum, Ray, menjelaskan, dampak AI bukan ditentukan oleh ukuran perusahaan, tapi oleh kemampuan belajar dan beradaptasi perusahaan. “Keberhasilan AI bukan soal skala, tapi fokus dan kecepatan belajar,” ujar Ray melalui keterangan resmi yang dikutip di Jakarta, (4/11).
