Jakarta, FORTUNE – Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo) menanggapi riset terbaru yang menunjukkan adopsi aset kripto di Indonesia menjadi yang tertinggi sedunia. Menurut ketuanya, Teguh Kurniawan Harmanda, sejumlah faktor turut menjadi pemicu pertumbuhan industri kripto secara eksponensial dalam dua tahun belakangan.
“Secara umum, pandemi telah menggenjot agenda digitalisasi global, tidak terkecuali Indonesia. Dengan demikian, pandemi memang telah mendorong pertumbuhan pasar kripto Indonesia,” kata Harmanda, dalam keterangan kepada media, Jumat (8/4).
Berdasarkan survei bertajuk Global State of Crypto Report 2022 oleh Gemini, platform pertukaran kripto, Indonesia (dan Brasil) menjadi negara dengan tingkat kepemilikan kripto tertinggi mencapai 41 persen. Sebagai perbandingan, tingkat adopsi aset di Uni Emirat Arab (UEA) 35 persen, Singapura 30 persen, Israel 28 persen, Nigeria 26 persen, dan Afrika Selatan 25 persen.
Menurut laporan itu, 61 persen masyarakat Indonesia yakin bahwa aset kripto merupakan mata uang masa depan. Skor Indonesia tertinggi di Asia Pasifik dengan India hanya 59 persen, Singapura 26 persen, dan Hong Kong 19 persen.
Bahkan, sebanyak 64 persen responden Indonesia turut optimistis bahwa aset kripto dapat menjadi lindung nilai dari inflasi. Sebagai catatan, survei ini dilakukan terhadap lebih dari 29 ribu responden di 20 negara.
Menurut Harmanda, masyarakat Indonesia kini tampaknya tekun mencari informasi soal investasi termasuk aset kripto. Mereka diperkirakan tertarik untuk mendapatkan pendapatan pasif serta mencari aset yang sanggup menjadi pelindung kekayaan dari inflasi.