Jakarta, FORTUNE – Kecerdasan buatan atau AI bukan hal alami atau muncul begitu saja. Prosesnya membutuhkan data dan menggunakan algoritme untuk membuat prediksi berdasarkan data itu, termasuk peran manusia di dalamnya. Oleh karena itu, untuk membuat AI lebih akurat, adil, tidak bias, pelabelan data pun dibutuhkan.
Menurut mit.edu, pelabelan data (data labelling) merupakan proses pemberian makna pada mesin pembelajar tentang poin-poin data individual yang tergambar melalui teks. Pelabelan data seperti satu fase terpenting yang akan menentukan tingkat kecerdasan sebuah sistem AI. Semakin banyak data yang dimiliki, maka sistem AI tersebut akan semakin akurat dalam menghasilkan prediksi.
Frederik Bussler, seorang konsultan dan analis digital, menulis di VentureBeat (7/12), tentang kumpulan data yang berlabel yang diperlukan AI agar bisa berfungsi dengan baik. Ia mencontohkan langkah perusahaan OpenAI dalam menawarkan penggunaan data berlabel untuk ‘meningkatkan perilaku model bahasa’.
Menurut Bussler, pelabelan data seperti yang dilakukan oleh OpenAI akan membawa sebuah revolusi dalam penggunaan AI. “Ini adalah contoh penting, karena model OpenAI telah lama ditegur karena dianggap ‘toxic’ dan rasis,” katanya. “Dan ini adalah contoh sempurna dalam menggunakan data berlabel untuk mengontrol bias.”