Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Tangan pengusaha menggunakan smartphone untuk mencari informasi dan mengobrol dengan AI atau kecerdasan buatan, Database dengan sistem cerdas, teknologi masa depan, kemajuan teknis, ChatGPT. Shutterstock/Noos Studio.

Jakarta, FORTUNE – Pemerintah Cina dilaporkan melarang warga negaranya untuk mengakses ChatGPT, platform chatbot berbasis kecerdasan buatan (AI). Raksasa teknologi di negara itu telah mendapat perintah untuk tidak memberikan akses terhadap aplikasi yang tengah ramai dibicarakan tersebut.

Alasannya adalah pemerintah Cina gelisah karena ChatGPT, yang merupakan buatan OpenAI, perusahaan dari Amerika Serikat, mampu menjawab pertanyaan pengguna tanpa sensor, terlebih untuk pertanyaan sensitif seputar isu politik, sebagaimana dikutip dari The Verge, Kamis (23/2).

Raksasa teknologi seperti Tencent dan Ant Group mendapat instruksi untuk membatasi akses terhadap ChatGPT. Pemerintah Cina juga meminta perusahaan tersebut melapor jika ingin membuat aplikasi chatbot sendiri.

Baru-baru ini, surat kabar berbahasa Inggris, China Daily, memperingatkan bahwa CHatGPT dapat digunakan untuk menyebarkan propaganda Barat.

“ChatGPT telah menjadi viral di China, tetapi ada kekhawatiran yang berkembang bahwa kecerdasan buatan dapat memberikan bantuan kepada pemerintah AS dalam penyebaran disinformasi dan manipulasi narasi global untuk kepentingan geopolitiknya sendiri,” kata reporter ChinaDaily, Meng Zhe.

Tindakan sensor

Ilustrasi: tampilan depan dari ChatGPT.

Menurut Nikkei Asia, tindakan keras pemerintah Cina tidak mengejutkan. Pasalnya, ChatGPT sedari awal diprediksi takkan bisa menembus pasar Cina karena masalah sensor. Pada saat sama, Cina akan membuat versi platform chatbot tersebut secara mandiri.

Meskipun ChatGPT tidak tersedia secara resmi di Cina, langkah pemerintah itu menimbulkan kehebohan di antara pengguna web dan komunitas AI di negara tersebut. Mereka menyatakan peraturan teknologi yang ketat akan menjadi hambatan dalam membuat sistem serupa ChatGPT.

Mereka pun mengatakan kesuksesan perusahaan AS mengembangkan chatbot didukung oleh dua faktor, yakni kemampuan memanfaatkan data yang tersebar di internet, serta peluncuran model pemorgraman baru yang cepat.

Sementara itu, sejak ChatGPT resmi diluncurkan ke public pada November tahun lalu, raksasa teknologi Cina seperti Tencent, Baidu, dan Alibaba menyatakan tengah mengerjakan layanan chatbot buatan sendiri.

Baru hari ini, raksasa pencarian Baidu mengatakan layanan obrolan AI-nya, yang bernama "ERNIE Bot", akan segera diintegrasikan ke dalam mesin pencariannya. Namun, belum jelas apakah rencana pengembangan itu akan berlanjut.

Editorial Team