Antusiasme NFT Makin Meredup, Penjualan Aset Digital Turun Tajam

Jakarta, FORTUNE – Antusiasme terhadap aset yang tidak dapat dipertukarkan (NFT) terlihat makin meredup. Tahun ini, penjualan aset digital tersebut turun tajam.
Menurut data dari DappRadar yang dikutip oleh Reuters, Selasa (4/10), penjualan NFT pada kuartal ketiga tahun ini hanya mencapai US$3,4 miliar, atau melorot 59,5 persen dari US$8,4 miliar pada kuartal sebelumnya.
Sebagai perbandingan, penjualan NFT sempat mencetak rekor tertinggi dengan angka mencapai US$12,5 miliar, menurut analisis DappRadar.
Mundur ke tahun lalu, NFT sempat sangat populer karena banyak investor atau spekulan yang mendorong kenaikan harga aset digital.
Namun, situasinya berubah semenjak memasuki 2022. Pasar aset kripto memasuki fase 'musim dingin' yang merujuk pada kondisi koreksi nilai aset secara berkepanjangan. Industri ini dinilai terdampak oleh sentimen suku bunga. Investor pun ditengarai mulai menghindari aset berisiko karena kebijakan dari otoritas moneter.
Harga Bitcoin, misalnya, saat ini hanya US$19.000-an, atau jauh dari US$69.000 yang merupakan rekor tertinggi pada November tahun lalu.
NFT merupakan token digital berbentuk kode yang disimpan di blockchain dalam bentuk kontrak pintar (smart contract). NFT adalah token yang merepresentasikan kepemilikan unik. Segala hal yang unik—dan tak bisa dipertukarkan—dapat ‘ditandai’ di dunia NFT, dari karya seni, barang koleksi, hingga properti.