Jakarta, FORTUNE - Bursa kripto Binance.US bakal mulai diblokir mitra pembayaran dan perbankannya di Amerika Serikat (AS) mulai besok, Selasa (13/6). Pengumuman tersebut disampaikan Binance.US melalui surat elektronik (surel) kepada para pelanggannya pada Kamis (8/6) pekan lalu.
Dus, Binance tak akan dapat memproses setoran atau penarikan dalam bentuk dolar AS dan harus mengubah strategi dengan beralih sepenuhnya ke mata uang kripto.
Mengutip Fortune.com, pemblokiran tersebut merupakan tindak lanjut dari laporan 136 halaman yang dirilis Securities and Exchange Commission (SEC) pada Senin (5/6). SEC dalam laporannya menyebutkan bahwa CEO Binance, Changpeng "CZ" Zhao, memperlakukan bursa tersebut sebagai "boneka" sambil memerintahkan dua market maker platform—yang dia kendalikan secara rahasia—untuk melakukan wash trading secara meluas untuk meningkatkan volume perdagangan.
Sembari melakukan hal tersebut, CZ mengalirkan uang—termasuk sebagian dana nasabah—antara Binance, market maker, dan perusahaan induknya. Bahkan, laporan juga mengungkap bahwa salah satu market maker sempat menghabiskan US$11 juta untuk membeli sebuah yacht.
Sehari setelah hasil penyelidikan diumumkan, SEC mengatakan akan mengambil tindakan tegas untuk membekukan aset Binance dan melindungi dana pelanggan, termasuk melalui repatriasi investasi klien yang berada di luar negeri. Aset pelanggan Binance, menurut laporan SEC, mencapai lebih dari $2,2 miliar.
Selain mengusut Binance.US, SEC juga membidik Binance Holdings Ltd., operator bursa kripto yang jauh lebih besar, Binance.com—meski CZ mengklaim bahwa operasi tersebut terpisah dari aktivitas di AS.
Pemblokiran Binance oleh mitra perbankan serta pembayarannya membuat likuiditas bursa tersebut menyusut. Imbasnya, para trader menarik token di tengah upaya SEC mempersempit pergerakan Binance dan pemiliknya.