Jakarta, FORTUNE – Xiaomi dikabarkan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) secara massal terhadap ratusan karyawannya. Langkah efisiensi tersebut diambil karena kinerja bisnisnya mengalami penurunan akibat gejolak ekonomi.
Dikutip dari South China Morning Post (SCMP), Selasa (23/8), perusahaan smartphone dari Cina itu memangkas lebih dari 900 pekerjanya dalam tiga bulan terakhir. Jumlah tersebut setara dengan 3 persen dari total tenaga kerja perusahaan.
Pada 30 Juni 2022, perusahaan yang berkantor pusat di Beijing ini memiliki 32.869 karyawan, atau turun ketimbang 33.793 karyawan pada Maret lalu.
Laporan perusahaan menunjukkan pendapatan bisnisnya turun 20 persen dalam setahun (year-on-year/yoy) menjadi 70,2 miliar yuan, dan labanya terpangkas 83,5 persen menjadi 1,4 miliar yuan.
“Pada kuartal ini, industri kami menghadapi banyak tantangan, termasuk meningkatnya inflasi global, fluktuasi valuta asing, dan lingkungan politik yang kompleks,” kata Presiden Xiaomi, Wang Xiang, dalam paparan kinerja. Menurutnya, sejumlah tantangan itu secara signifikan memengaruhi permintaan pasar serta kinerja keuangan.