ilustrasi password (unsplash.com/Towfiqu barbhuiya)
Terdapat enam metode brute force yang dilakukan peretas untuk mencuri data, antara lain sebagai berikut:
1. Metode kamus
Metode brute force yang dilakukan salah satunya adalah metode kamus atau dictionary attack. Di metofe ini, para peretas menyiapkan sejumlah password dan username yang akan digunakan.
Peretas tidak asal menebak kombinasi password, tetapi melakukan riset terlebih dahulu dan mengumpulkan kata sandi yang mungkin akan digunakan. Kemudian, pelaku akan menghapus pilihan password yang salah dan mencobanya lagi.
2. Metode sederhana
Metode sederhana atau simple brute force merupakan aksi cyber crime yang mudah digunakan. Para pelaku hanya menebak-nebak kata sandi akun tersebut.
Meski nampak sederhana, tetapi metode ini justru sering berhasil, khususnya pada akun yang memiliki password yang lemah dan tidak menggunakan sistem batasan login.
3. Metode hybrid
Metode hybrid atau hybrid brute force merupakan serangan dengan menggabungkan metode kamus dan metode sederhana.
Para pelaku tidak hanya menyiapkan sejumlah kata sandi dan username saja, tetapi juga memasukkan angka atau huruf yang dianggap potensial. Contohnya, “sandi012”
4. Metode reverse brute force attacks
Metode ini kebalikan dari metode sederhana. Pelaku menyiapkan password dan mencocokannya dengan nama target atau pengguna.
Metode ini sangat berbahaya bagi pengguna yang menggunakan kata sandi yang sama untuk sejumlah akun. Dengan demikian, pelaku bisa meretas banyak akun sekaligus.
5. Metode credential
Mirip dengan metode reverse brute force attacks, pelaku akan mencocokan kata sandi dan username tidak hanya pada satu akun, tapi menggunakan akun lainnya.
6. Metode rainbow table
Metode rainbow table tidak menebak password pengguna, tapi melakukan deskripsi proteksi hasil enkripsi dari kata sandi. Cara ini berkemungkinan besar akan memberikan password yang lebih tepat.