Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
ilustrasi TikTok dengan latar belakang bendera China
ilustrasi TikTok dengan latar belakang bendera China (unsplash.com/@solenfeyissa)

Intinya sih...

  • ByteDance menjual sebagian besar bisnis TikTok di Amerika Serikat kepada investor AS dan global.

  • Pemilik mayoritas usaha patungan baru adalah investor AS.

  • Kesepakatan mengakhiri upaya tahunan Washington memaksa ByteDance menjual TikTok AS.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, FORTUNE - Pemilik TikTok Tiongkok, ByteDance, telah menandatangani perjanjian yang mengikat dengan investor Amerika Serikat (AS) dan global untuk menjual sebagian besar bisnisnya di AS.

Menurut laporan BBC, CEO TikTok, Shou Zi Chew, dalam sebuah memo kepada karyawannya, Kamis (18/12), mengatakan setengah dari kepemilikan usaha patungan akan dimiliki oleh sekelompok investor seperti Oracle, Silver Lake, dan MGX. Masing-masing dari investor disebut itu akan memiliki andil 15 persen.

Kemudian, lebih dari 30 persen kepemilikan akan dipegang oleh afiliasi dari investor ByteDance yang telah ada, dan hampir 20 persen akan dipertahankan oleh ByteDance.

Entitas baru ini akan bertanggung jawab melindungi data AS, memastikan keamanan algoritma andalannya, moderasi konten, dan memberikan jaminan perangkat lunak.

Selain sebagai investor, Oracle juga akan bertindak sebagai mitra keamanan yang bertanggung jawab mengaudit dan memvalidasi kepatuhan terhadap ketentuan keamanan nasional. Data sensitif AS akan disimpan di pusat data komputasi awan Oracle yang berbasis di AS.

Kesepakatan tersebut kelak mengakhiri upaya bertahun-tahun Washington memaksa ByteDance menjual bisnisnya di AS dengan dalih keamanan nasional.

Melalui kesepakatan ini, lebih dari 170 juta warga AS untuk terus bisa mengakses platform dengan popularitas tinggi tersebut.

Gedung Putih sebelumnya mengatakan bahwa Oracle, yang didirikan bersama oleh pendukung Trump, Larry Ellison, akan melisensikan algoritma rekomendasi TikTok sebagai bagian dari kesepakatan tersebut.

Pada April 2024, Kongres AS mengesahkan undang-undang yang melarang TikTok.

Undang-undang tersebut seharusnya mulai berlaku pada 20 Januari 2025. Namun, Presiden Donald Trump beberapa kali menunda, sementara pemerintahannya berupaya mencapai kesepakatan peralihan kepemilikan.

Trump mengatakan sempat melangsungkan pembicaraan telepon dengan Presiden Tiongkok, Xi Jinping, yang menurutnya telah menyetujui kesepakatan tersebut.

Menurut sumber CNBC, entitas TikTok yang baru juga akan ditugaskan untuk melatih ulang algoritma rekomendasi konten inti aplikasi video itu berdasarkan data pengguna AS.

Menurut Chew, entitas TikTok global di AS akan mengelola interoperabilitas produk global dan aktivitas komersial tertentu, termasuk e-commerce, periklanan, dan pemasaran.

Editorial Team