Untuk lebih jelasnya, berdasarkan analisis dari berbagai sumber seperti Forbes, McKinsey, dan laporan World Economic Forum, berikut adalah sejumlah pekerjaan yang paling berisiko tergantikan AI:
1. Layanan pelanggan (customer service)
Seperti dikatakan Altman, pekerjaan ini menjadi salah satu contoh utama. AI sudah dapat menangani percakapan, menyelesaikan keluhan, dan memberikan jawaban dengan cepat tanpa kesalahan. Bot percakapan (chatbot) semakin canggih dan mampu menggantikan peran manusia sepenuhnya.
2. Entri data dan administrasi dasar
Tugas yang bersifat repetitif seperti input data, pengarsipan, dan pelaporan kini bisa dilakukan oleh sistem otomatis. Kehadiran Robotic Process Automation (RPA) membuat pekerjaan administratif semakin tidak relevan bagi manusia.
3. Kasir dan layanan ritel
Dengan sistem self-checkout dan pembayaran digital, pekerjaan kasir di toko fisik makin tersingkir. Bahkan di Indonesia, gerai seperti Uniqlo dan Decathlon telah menerapkan sistem bayar mandiri.
4. Pengemudi dan kurir
Mobil otonom yang dikembangkan oleh Tesla, Waymo, dan perusahaan lainnya, mulai mengancam keberadaan sopir dan pengantar barang. AI mampu menavigasi jalan, membaca peta, dan menghindari kemacetan dengan akurasi tinggi. Meski mungkin di Indonesia hal tersebut masih terjadi dalam waktu lama, tetapi pengemudi truk, ojek online, hingga kurir berisiko tinggi digantikan.
5. Agen perjalanan
Kini, AI bisa menyusun itinerary, memesan tiket, hingga merekomendasikan hotel hanya dalam hitungan detik. Peran agen perjalanan semakin berkurang karena konsumen bisa merencanakan liburan secara mandiri dengan bantuan teknologi.
6. Penerjemah umum
Meski belum sempurna untuk konteks budaya dan bahasa yang manusiawi, AI seperti Google Translate dan DeepL kini sudah sangat mumpuni untuk menerjemahkan dokumen standar secara cepat dan akurat.
7. Akuntan dan petugas pajak dasar
Software seperti QuickBooks dan TurboTax sudah mampu menyusun laporan keuangan dan perpajakan sederhana. Dengan adanya AI ini, peran akuntan pemula akan semakin tergerus.
8. Proofreader dan editor bahasa
AI seperti Grammarly atau LanguageTool dapat mendeteksi kesalahan tata bahasa dan gaya penulisan secara otomatis. Untuk kebutuhan sehari-hari, teknologi ini cukup menggantikan peran editor dasar.
9. Asisten hukum dan paralegal
AI dapat menyusun dokumen hukum standar dan menemukan referensi hukum dengan cepat, mengurangi ketergantungan pada tenaga hukum pemula.
10. Desainer grafis umum
Dengan Canva, Adobe Firefly, hingga DALL·E, siapa pun kini bisa membuat desain menarik tanpa harus memiliki pengalaman desain. Pekerjaan desain berbasis template menjadi yang paling rentan.