Media Sosial Seperti TikTok dan Instagram Ancam Mental Remaja?

Jakarta, FORTUNE - Miliaran orang menggunakan TikTok, khususnya para remaja. Mereka bisa menghabiskan waktu berjam-jam memelototi layar ponsel demi menonton satu per satu video yang tampil di laman FYP (For Your Page).
Studi Common Sense Media menyebut, remaja bisa menghabiskan waktu 9 jam per hari untuk membuka media sosial seperti TikTok, Instagram, Twitter, dan Facebook. Artinya, mereka hanya mengakses media sosial di luar jam sekolah dan waktu tidur.
Apalagi di tengah pembelajaran jarak jauh akibat pagebluk seperti saat ini. Para remaja jadi semakin menempel dengan gawainya—semakin meningkatkan kesempatan untuk berlama-lama membuka platform jejaring sosial.
Pertanyaannya, apakah itu baik untuk kesehatan mereka ke depannya? Simak ulasan berikut.
Dampak Media Sosial terhadap Kesehatan Mental
Meski melahirkan cara baru untuk berinteraksi, media sosial juga memiliki dampak negatif. Mengutip situs Abington Health, selalu aktif di ruang maya pun bisa melelahkan sehingga membahayakan kesehatan mental remaja.
Survei Royal Society for Public Health Inggris terhadap 1.500 remaja dan dewasa muda menemukan fakta bahwa Instagram dan media sosial lain berkaitan dengan tingkat kecemasan, depresi, intimidasi yang tinggi, dan lahirnya rasa takut tertinggal (Fear of Missing Out/FOMO).
Bahkan, terlalu sering mengakses jejaring sosial bisa berdampak buruk pada tubuh serta merusak pola tidur. “Semakin banyak media sosial yang dikonsumsi oleh dewasa muda, semakin besar kemungkinan mereka melaporkan depresi atau kecemasan,” ujar konsultan kesehatan perilaku di Abington-Jefferson Health, Stefanie Lopacinski.
Mengapa itu bisa terjadi? Sebab, para remaja jadi lebih sering membandingkan dirinya dengan orang lain di media sosial. Padahal, apa yang mereka lihat acap kali tak mencerminkan kehidupan sebenarnya.
“Perbandingan fisik adalah masalah besar di media sosial. Misal, swafoto yang dimanipulasi dengan program pengeditan adalah hal lumrah saat ini,” kata Lopacinski.