DeepSeek: Penantang Baru yang Siap Taklukkan AS

Jakarta, FORTUNE - Peluncuran DeepSeek mengejutkan dunia kecerdasan buatan (AI). Kemunculannya mematahkan asumsi bahwa Cina tertinggal dalam persaingan dengan Amerika Serikat. Meskipun menghadapi pembatasan ketat ekspor chip dari AS, DeepSeek berhasil mengembangkan model AI yang kuat dengan biaya lebih murah dibandingkan perusahaan-perusahaan AS.
Pembatasan AS terhadap penjualan chip Nvidia ke Cina menjadi hambatan besar bagi pengembangan AI. Pendiri DeepSeek, Liang Wenfeng, menyebut larangan ini sebagai "tantangan utama." Demikian dilaporkan BBC, dikutip Kamis (30/1).
Namun, menurut MIT Technology Review, DeepSeek telah mengamankan "stok besar" chip Nvidia A100 sebelum larangan diterapkan, diperkirakan antara 10.000 hingga 50.000 unit. Model AI terkemuka di Barat biasanya membutuhkan sekitar 16.000 chip khusus. Namun, DeepSeek mengklaim mampu melatih modelnya dengan hanya 2.000 chip ditambah ribuan chip kelas bawah, sehingga biaya produksi lebih efisien. Meskipun ada keraguan, termasuk dari Elon Musk, banyak ahli menilai pembatasan ini justru mendorong inovasi di Cina.
"Larangan ini memaksa perusahaan-perusahaan Cina seperti DeepSeek untuk berinovasi agar mereka dapat melakukan lebih banyak dengan sumber daya yang lebih sedikit," kata Marina Zhang, profesor di University of Technology Sydney.
Talenta lokal dan ambisi Cina
DeepSeek hanya memiliki kurang dari 140 karyawan, sebagian besar lulusan universitas top Cina. "Generasi baru pengusaha ini lebih mengutamakan penelitian dasar dan inovasi jangka panjang dibandingkan keuntungan cepat," tambah Zhang.
Pendiri DeepSeek, Liang Wenfeng, lulusan Universitas Zhejiang, dikenal sebagai "idealis teknis" yang berkomitmen menjaga DeepSeek sebagai platform open-source. Menurutnya, "Mungkin 50 talenta terbaik di bidang ini tidak berada di Cina, tetapi kita bisa membangun orang-orang seperti mereka di sini."
Peluncuran DeepSeek pada 20 Januari bertepatan dengan pelantikan Donald Trump sebagai presiden AS, yang menurut Gregory C. Allen dari Center for Strategic and International Studies merupakan langkah strategis untuk menunjukkan bahwa kontrol ekspor AS tidak efektif.
"Waktu dan cara pesan ini disampaikan—itulah yang diinginkan pemerintah Ciina agar dunia percaya bahwa kontrol ekspor AS tidak efektif," kata Allen.
Di media sosial Cina, Liang dipuji sebagai salah satu dari "tiga pahlawan AI" bersama Zhilin Yang dari Universitas Tsinghua dan Kaiming He dari MIT. DeepSeek juga menjadi kebanggaan nasional menjelang Tahun Baru Imlek.
"DeepSeek menunjukkan bahwa hanya mereka yang memiliki kualitas sejati yang akan bertahan dalam ujian waktu," bunyi komentar terpopuler di Weibo.