Hay mengatakan kebutuhan dan permintaan pelanggan kini telah berubah. Pengalaman digital terbaik kini menjadi sukar dielakkan—dalam industri apa pun. Terlebih, keterbatasan mobilitas selama pandemi membuat pelanggan semakin nyaman membeli berbagai produk secara daring.
“Itu berarti, perusahaan asuransi tak lagi bersaing dengan perusahaan asuransi lain, tetapi melawan pengalaman digital yang pelanggan rasakan di hidupnya,” jelasnya.
Mengamini pandangan tersebut, pendiri dan CEO PasarPolis—insurtech yang berkolaborasi dengan Gojek—Cleosent Randing meramalkan lahirnya inovasi produk bersifat lebih personal di masa depan. Dengan kata lain, produk-produk itu dirilis berdasarkan kebutuhan unik tiap konsumen.
“Kini asuransi bukan lagi menjadi produk yang kaku, namun customised dan mulai menjadi gaya hidup masyarakat,” katanya.
Dengan menerapkan pembuatan produk berdasar kebutuhan konsumen, PasarPolis sukses memanen buah manis. Itu tercermin pada total pemberian asuransi kepada hampir 30 juta jiwa di Indonesia (11 persen dari total populasi). Sejak 2019, insurtech itu pun sudah menerbitkan lebih dari 1 miliar polis bagi para nasabah pemula.