Sebelum bertransformasi menjadi superapp, WeChat dan Alipay merupakan dompet digital. Fondasi kuat layanan mereka pada akhirnya menyatukan berbagai layanan pada bermacam platform hingga melahirkan revolusi pembayaran tanpa uang tunai di Tiongkok.
Beragam faktor mendorong ledakan penggunaan dompet digital di Negeri Tirai Bambu, seperti 90 persen penetrasi internet seluler, akselerasi urbanisasi, hingga masyarakat tradisional yang belum tersentuh layanan perbankan (unbanked).
Kini, jalan menuju arah sebegitu terbuka pula di Asia Tenggara. Berdasarkan data Statista (Agustus 2021), penetrasi internet Asia Tenggara mencapai 69 persen—tertinggi di wilayah Asia Pasifik (APAC). Di urutan kedua ada Asia Timur (66 persen), Oseania (64 persen), dan Asia Selatan (31 persen).
Nantinya, faktor-faktor berikut akan berpengaruh pada perluasan layanan pembayaran digital Asia Tenggara di masa depan.
- Skala Daerah
Berbeda dengan Tiongkok yang hanya terdiri dari satu negara, Asia Tenggara terbentuk dari setidaknya 10 negara dengan bahasa, standar hidup, dan regulasi pasar berbeda.
Grab memiliki keunggulan strategis dengan pijakan kekuatan di enam pasar utama Asia Tenggara. Perusahaan juga tergolong cepat merilis GrabPay (2016). Meski meluncur pada tahun yang sama dengan GrabPay, GoPay lebih bersifat terbatas karena terlalu terkonsentrasi di Indonesia.
Pemain besar lainnya, ShopeePay milik SEA Group, baru memasuki pasar pada 2018 dengan biaya pemasaran agresif dan fokus pada layanan belanja daring. Sama seperti Grab, Sea juga beroperasi di enam negara sehingga lebih berpotensi mencapai skala yang didambakan.
- Frekuensi dan Penjualan Silang
Meski pembayaran digital mulai bertumbuh di Asia Tenggara, uang tunai masih menjadi raja. Total transaksi tanpa uang tunai hanya 17 persen. Di situlah berbagai platform seperti GoTo dan Grab melihat peluang untuk mengubah perilaku konsumen. Keduanya menghubungkan dompet digital ke layanan dengan potensi repurchase tinggi—seperti pengantaran makanan dan pengiriman paket—guna melahirkan kebiasaan baru yang berujung kepercayaan.
Pola itu dapat membuka peluang baru untuk menawarkan layanan lain kepada pengguna, seperti asuransi bagi para mitra pengemudi ataupun perlindungan pengiriman barang bagi konsumen. Karena itu juga Shopee mulai menjajaki bisnis pesan-antar makanan dan GoTo menggabungkan portofolio e-commerce lewat merger Gojek dan Tokopedia.
Akan tetapi, kunci untuk menjadi unggul di dompet digital terletak pada keyakinan pengguna untuk menggunakannya di berbagai platform dan toko luring. Itulah fokus Grab fokus. Sebab, sekitar 40 persen dari TPV (total processing value) diraih di luar platform dan diprediksi akan bertumbuh hingga 60 persen pada 2023.