Jakarta, FORTUNE - PT Tokopedia, bagian dari grup GoTo yang kini dikendalikan oleh TikTok, dilaporkan telah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 420 karyawan dalam dua bulan terakhir. Langkah ini diambil di tengah upaya efisiensi perusahaan pasca-akuisisi dan persaingan ketat pada industri e-commerce Indonesia.
Menurut sumber yang mengetahui masalah ini, pemangkasan terjadi secara bertahap. Sebanyak 240 karyawan terdampak pada Agustus ini, menyusul 180 karyawan lainnya pada Juli lalu. PHK ini menyasar berbagai divisi, mulai dari teknologi informasi (IT), layanan pelanggan (customer care), hingga tim pemenuhan pesanan (fulfillment) dan pergudangan.
Menanggapi kabar tersebut, juru bicara TikTok menyatakan bahwa evaluasi bisnis rutin dilakukan untuk memperkuat organisasi.
“Kami secara rutin mengevaluasi kebutuhan bisnis dan melakukan berbagai penyesuaian untuk memperkuat organisasi kami serta memberikan layanan yang lebih baik kepada para pengguna. Kami terus berinvestasi di Tokopedia dan Indonesia, sebagai bagian dari strategi kami untuk mendorong pertumbuhan dan inovasi yang berkelanjutan,” ujarnya menjawab Fortune Indonesia, Selasa (26/8).
Kabar PHK Tokopedia ini terus bergema setelah TikTok, melalui TikTok Nusantara (SG) Pte Ltd, secara resmi mengakuisisi 75,01 persen saham Tokopedia pada 31 Januari 2024. Setelah transaksi senilai lebih dari Rp5 triliun itu, kepemilikan GOTO di Tokopedia tersisa 24,99 persen. Akuisisi oleh Bytedance ini menjadi jalan bagi TikTok Shop kembali beroperasi di Indonesia.
Direktur Ekonomi Digital dari Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Nailul Huda, menganalisis bahwa kasus Tokopedia menambah daftar panjang PHK pada sektor ekonomi digital Indonesia. Ia menyebut efisiensi sebagai salah satu faktor utama.
Menurut Huda, efisiensi menjadi krusial karena perusahaan membutuhkan pendanaan besar untuk strategi promosi guna bersaing dengan kompetitor. Pasar e-commerce saat ini didominasi oleh dua pemain besar: Shopee dan aliansi TikTok-Tokopedia.
“Keduanya saling bakar uang, terutama untuk meningkatkan gross merchandise value (GMV). GMV Shopee tahun 2024 mampu meningkat tajam sehingga menggendong pendapatan perusahaan induk (SEA Limited). Perang promo masih menjadi andalan bagi keduanya, dan hal itu juga yang membuat kedua platform mulai mengenakan processing fee untuk seller. Gunanya sama, untuk memperkuat ruang perusahaan untuk melakukan promo,” ujar Nailul saat dihubungi Fortune Indonesia, Selasa (26/8).
Ia memperingatkan, apabila aksi gencar promo terus dilakukan, kebutuhan ruang pendanaan akan semakin tinggi. Imbasnya, Nailul menilai PHK bisa menjadi semakin masif, sebuah kondisi yang tidak baik bagi keberlangsungan bisnis dan ekonomi secara umum.