Jakarta, FORTUNE - Operator pusat data global, Equinix, mengambil langkah pengamanan pasokan listrik dari beberapa penyedia energi nuklir canggih. Tujuannya adalah mengantisipasi lonjakan permintaan energi yang dipicu oleh teknologi kecerdasan buatan (AI) generatif dan meningkatnya penggunaan data.
Total kesepakatan yang diamankan Equinix mencakup lebih dari 1 gigawatt listrik. Sebesar 500 megawatt dari jumlah tersebut direncanakan berasal dari Oklo, perusahaan energi asal California. Selain itu, perusahaan juga telah meneken perjanjian pra-pemesanan untuk 20 mikroreaktor portabel dari Radiant Nuclear, yang juga berbasis di California.
Langkah ini merupakan bagian dari visi jangka panjang perusahaan dalam memenuhi kebutuhan listrik AI yang masif, bukan solusi instan untuk mengatasi krisis energi.
“Perjanjian tersebut menjadi bagian dari rencana jangka panjang Equinix untuk penggunaan listrik bagi pusat data, bukan solusi cepat,” demikian Wakil Presiden Operasi Global Equinix, Raouf Abdel, dilansir Reuters, Jumat (15/8).
Strategi serupa juga diterapkan di Eropa, tempat Equinix membeli listrik dari pengembang nuklir ULC-Energy dan Stellaria. Perusahaan juga menandatangani perjanjian sel bahan bakar canggih bersama Bloom Energy yang berkantor pusat di Silicon Valley.
Meskipun demikian, menurut laporan Tech in Asia, teknologi reaktor nuklir kecil (small modular reactor) dan nuklir canggih serupa belum tersedia secara komersial di Amerika Serikat, yang merupakan pusat data dunia.
Namun, pengumuman Equinix ini sejalan dengan tren yang lebih luas. Sebelumnya, Departemen Energi Amerika Serikat telah memilih 11 proyek awal untuk program percontohan yang bertujuan mengembangkan reaktor nuklir uji berteknologi tinggi, dengan target mengoperasikan tiga proyek dalam waktu kurang dari setahun.
Tingginya permintaan infrastruktur pusat data di tengah lonjakan penggunaan AI terbukti berdampak positif pada kinerja keuangan perusahaan. Menurut catatan Reuters, sepanjang semester I-2025, pendapatan Equinix naik 4,6 persen menjadi US$2,6 miliar, sejalan dengan ekspektasi pasar.
Berkat permintaan yang kuat, perusahaan kini memperkirakan pendapatan tahunan 2025 berkisar US$9,23 miliar hingga US$9,33 miliar, naik dari proyeksi sebelumnya yang berkisar US$9,18 miliar hingga US$9,28 miliar.