Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
PWHY4604.jpg
Fanly Tanto, Country Manager Google Cloud Indonesia. Dok: Google Cloud Indonesia

Jakarta, FORTUNE - Di tengah gelombang antusiasme global terhadap kecerdasan buatan (AI), banyak perusahaan di Indonesia justru masih berada di persimpangan jalan—antara penasaran dan ragu-ragu. Menjawab tantangan ini, Google Cloud Indonesia mencoba mengambil peran yang lebih dari sekadar penyedia teknologi dengan berupaya mengubah pola pikir industri dari 'ketakutan' menjadi 'pemberdayaan'.

Melalui program seperti "Indonesia BerdAIa", mereka tidak hanya menawarkan solusi, tetapi juga metodologi dalam mengubah keraguan dan membangun peta jalan adopsi AI lebih terukur. Fortune Indonesia berbicara dengan Fanly Tanto, Country Director Google Cloud Indonesia, yang membagikan pandangannya mengenai visi di balik pendekatan perusahaan dalam mengedukasi pasar hingga tantangan adopsi AI. Hasil wawancara ini telah disunting demi kejernihan dan kejelasan.

Apa latar belakang program "Indonesia BerdAIa"? Masalah mendasar apa yang ingin diselesaikan?

Kami melihat ada keengganan pada perusahaan untuk mengadopsi teknologi AI karena khawatir tidak tahu apakah teknologi ini sebenarnya perlu atau tidak perlu, dan apakah kasus penggunaannya (use case) cocok.

Editorial Team

Tonton lebih seru di