Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
CEO Meta, Mark Zuckerberg. (commons.wikimedia.orgAnthony Quintano)
CEO Meta, Mark Zuckerberg. (commons.wikimedia.orgAnthony Quintano)

Intinya sih...

  • Meta Platforms, Inc. menggelontorkan dana untuk enam tahun.

  • Google dan Meta akan menggunakan server, penyimpanan, jaringan, dan layanan lainnya milik Google Cloud.

  • Google memenangkan bisnis cloud dari OpenAI dan unit Google Cloud menghasilkan pendapatan operasional besar.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, FORTUNE - Meta Platforms, Inc., induk usaha Facebook dan Instagram, dilaporkan menginvestasikan dana fantastis sebesar US$10 miliar (sekitar Rp163,81 triliun) untuk layanan komputasi awan (cloud) milik Google. Kesepakatan yang, menurut Reuters, akan berjalan selama enam tahun ini bertujuan memperkuat infrastruktur kecerdasan buatan (AI) Meta yang kian masif.

Berdasarkan perjanjian tersebut, Meta akan memanfaatkan beragam layanan Google Cloud, mulai dari server, penyimpanan data, hingga jaringan. Langkah strategis ini sejalan dengan pernyataan CEO Meta, Mark Zuckerberg, pada Juli lalu mengenai rencana perusahaan membelanjakan ratusan miliar dolar guna membangun beberapa pusat data AI raksasa.

Investasi ini menegaskan fokus Meta yang berinvestasi besar-besaran pada infrastruktur dan talenta AI. Perusahaan saat ini gencar mengembangkan lini model bahasa Llama dan mengintegrasikan teknologi AI ke seluruh portofolio layanannya. Bulan lalu, Meta memproyeksikan total pengeluaran untuk 2025 akan berada pada kisaran US$114 miliar hingga US$118 miliar.

Bagi Google, kesepakatan ini menjadi kemenangan signifikan dalam upaya mereka mengejar para pesaing utama di pasar infrastruktur cloud, seperti Amazon Web Services (AWS) dan Microsoft Azure. Kontrak besar ini menunjukkan daya saing Google Cloud yang semakin meningkat di mata perusahaan teknologi raksasa.

Kemenangan Google tidak berhenti di situ. Awal tahun ini, Google juga berhasil memenangkan bisnis cloud dari OpenAI, yang sebelumnya sangat bergantung pada infrastruktur Azure milik Microsoft. OpenAI berencana menambahkan layanan Google Cloud untuk memenuhi kebutuhan kapasitas komputasi yang terus meningkat, menandai kolaborasi mengejutkan di antara dua pesaing utama pada sektor AI.

Kinerja unit bisnis cloud Google pun menunjukkan tren positif. Menurut laporan CNBC, Alphabet menyatakan pada Juli bahwa unit Google Cloud mencatatkan pendapatan operasional sebesar US$2,83 miliar dari total pendapatan US$13,6 miliar selama kuartal kedua, dengan pertumbuhan pendapatan mencapai 32 persen yang melampaui ekspektasi pasar.

Editorial Team