Jakarta, FORTUNE – Perusahaan teknologi multinasional, IBM, memproyeksikan pasar teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) generatif di Indonesia akan menyentuh US$212,60 juta atau Rp3,29 triliun (kurs Rp15.494,03 per dolar AS) pada 2023.
President Director IBM Indonesia, Roy Kosasih, menyatakan angka ini menunjukkan adanya peotensi pasar besar sektor teknologi dan bisnis di Indonesia. “Penggunaan teknologi AI generatif ini akan membuat suatu pertumbuhan baru, sehingga Indonesia bisa mencapai US$243,5 miliar (Rp3,78 kuadriliun) kapasitas produksi, yang kurang lebih seperlima dari GDP Indonesia di tahun 2022,” ujarnya dalam IBM Media Briefing, Rabu (13/12).
Roy mengatakan, secara global, teknologi AI berpotensi meraup transaksi US$16 triliun atau sekitar Rp247,92 kuadriliun pada 2030. “Ini kesempatan besar. Dari 3.000 CEO yang kami survei di seluruh dunia, 75 persennya mengatakan bahwa mau tidak mau, dunia bisnis harus menggunakan teknologi AI, sebagai satu keunggulan yang kompetitif,” katanya.
Untuk itu, pelaku bisnis dalam negeri diimbau tidak ketinggalan menerapkan teknologi AI. Bukan hanya sebuah penyesuaian, melainkan membuat sebuah pembaruan demi pertumbuhan bisnis yang mampu bersaing di era perkembangan industri digital yang pesat.