Jakarta, FORTUNE – Platform pinjaman dan perdagangan aset kripto Vauld mengumumkan akan menangguhkan pencairan dana dan perdagangan di tengah buruknya kinerja pasar kripto.
Vauld beralasan keputusan tersebut berdasar atas kondisi pasar yang bergejolak serta dampak tidak langsung dari kesulitan keuangan yang dihadapi oleh mitra bisnis utama perseroan.
Perusahaan itu menyebut pengguna telah menarik US$141,5 juta atau lebih dari Rp2,1 triliun dana dari platform.
“Kami percaya bahwa penangguhan ini akan membantu memfasilitasi eksplorasi kami tentang kesesuaian opsi restrukturisasi potensial, bersama dengan penasihat keuangan dan hukum kami,” kata CEO Vault Darshan Bathija dalam pernyataan resmi, seperti dikutip dari TechinAsia, Selasa (5/7).
Di samping pengumuman penangguhan, Vauld juga tengah mempertimbangkan untuk mencari investor baru. Pengumumuman ini dianggap menjadi sinyal terbaru akan industri aset digital yang tengah sulit, demikian Reuters.
Industri aset kripto diguncang serangkaian peristiwa dalam eberapa bulan terakhir, termasuk kegagalan stablecoin TerraUSD, jaringan pemberi pinjaman Celcius yang menghentikan penarikan, dan dana lindung nilai Three Arrows Capital yang memasuki fase likuidasi.
Vauld melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sekitar 30 persen pekerjanya pada Juni. Bahkan, perusahaan tersebut saat ini dikabarkan tengah mengajukan moratorium ke pengadilan Singapura.
Pada Juli tahun lalu, Vauld mengantongi pendanaan US$25 juta atau lebih dari Rp374,9 miliar dari sejumlah investor, seperti Valar Ventures, Pantera Capital, dan Coinbase Ventures. Didirikan pada 2018, Vauld menawarkan pinjaman dan pertukaran aset kripto untuk memungkinkan perdagangan.