Jakarta, FORTUNE – PT XL Axiata mengawali 2022 dengan pertumbuhan pendapatan, meski laba terkoreksi akibat kenaikan sejumlah beban. Dalam laporan yang baru dirilis, Selasa (10/5), pendapatan perseroan kuartal pertama tahun ini meningkat 7,9 persen dalam setahun (year-on-year/yoy) menjadi Rp6,74 triliun.
Secara terperinci, XL Axiata mengantongi pendapatan data Rp5,69 triliun, atau naik 9,2 persen yoy. Sedangkan, pendapatan nondata mencapai Rp497,08 miliar. Itu belum termasuk pendapatan jasa telekomunikasi lainnya Rp353,49 miliar, jasa interkoneksi Rp126,28 miliar, sirkit langganan Rp69,91 miliar, dan sewa menara Rp14,74 miliar.
Presiden Direktur XL Axiata, Dian Siswarini, mengatakan peningkatan pengalaman pelanggan kini menjadi salah satu fokus utama perseroan dalam meningkatkan kinerja. Strategi ini dipandang sebagai ikhtiar terbaik dalam menghadapi kompetisi bisnis yang ketat, ketimbang merespons persaingan tarif layanan.
“Hasilnya kini bisa dirasakan, di mana di kuartal pertama setiap tahun yang selalu berat, pendapatan XL Axiata tetap terus tumbuh secara tahunan, dengan kontribusi pendapatan layanan data kini mencapai 96 persen. Artinya, secara rata-rata pelanggan semakin mendapatkan kenyamanan atas layanan yang kami berikan,” kata Dian dalam rilis kepada media, dikutip Rabu (11/5).
Namun, laba XL Axiata periode sama turun 56,6 persen menjadi Rp139,09 miliar. Sebagai informasi, tahun lalu secara keseluruhan laba perusahaan mencapai Rp1,29 triliun, atau meningkat 246,6 persen dari Rp371,59 miliar pada 2020.
Laba XL Axiata turun karena perusahaan menanggung kenaikan beban 12,8 persen menjadi Rp5,99 triliun. Di antaranya: beban penyusutan, beban infrastruktur, beban penjualan dan pemasaran, dan beban interkoneksi dan beban langsung lainnya.
Sebagai informasi tambahan, saat ini aset XL Axiata mencapai Rp71,84 triliun, atau turun 1,4 persen dari Rp72,75 triliun aset per Desember 2021.