Mengutip Reuters, Senin (14/2) Intel mengatakan chip baru besutannya adalah 'akselerator' hemat energi yang dirancang untuk mempercepat tugas-tugas blockchain yang membutuhkan daya komputasi besar yang menghabiskan banyak energi.
Inte mengatakan, chip berukuran tujuh nano meter diklaim paling efisien di industri. Semakin kecil prosesor, semakin besar jumlah transistor yang dapat diukir pada silikon mentah. Ini berarti listrik menempuh jarak yang lebih pendek antara transistor (komponen elektronik dasar) pada chip untuk melakukan pekerjaan praktis. Dampaknya menghasilkan komputasi yang lebih cepat, konsumsi energi yang lebih sedikit, dan pembuangan panas yang lebih baik.
Selain itu, Intel juga mengumumkan bahwa mereka telah membuat divisi baru untuk mempertajam fokus mereka pada blockchain, yaitu grup komputasi kustom (Custom Compute Group). Divisi ini berada di dalam unit bisnis sistem komputasi dan grafis terakselerasi (Accelerated Computing Systems and Graphics).
Belum diketahui berapa ukuran chip blockchain baru Intel nantinya. Chip terkecil yang mereka rancang adalah 10nm, sedangkan chip 7nm-nya akan dirilis pada 2023.
Sebagai informasi, blockchain sendiri berfungsi sebagai buku besar, ledger, berisi rekam transaksi dari sebuah jejaring komputer. Teknologi ini berkembang pesat sejak beberapa tahun belakangan.