Jakarta, FORTUNE – Tren investasi kripto belakangan berdampak terhadap kinerja keuangan platform pertukaran (exchanger). Menurut riset terbaru konsultan layanan keuangan Opimas, total pendapatan exchanger kripto secara global tahun lalu mencapai US$24,3 miliar atau lebih dari Rp347 triliun.
Padahal, tahun sebelumnya pendapatan platform kripto hanya US$3,4 miliar. Dengan begitu, peningkatannya sekitar 7 kali lipat.
“Ini adalah perubahan besar dari hanya setahun sebelumnya, ketika platform pertukaran konvensional memiliki pendapatan empat kali lebih besar daripada pertukaran kripto,” kata Suzannah Balluffi, analis Opimas, seperti dikutip dari MarketWatch, Selasa (15/3).
Menurut laporan tersebut, ini kali pertama pendapatan platform kripto melampaui penghasilan bursa saham konvensional seperti New York Stock Exchange (NYSE) dan Nasdaq: 60 persen lebih besar ketimbang penghasilan bursa konvensional.