Jakarta, FORTUNE - Chief Digital Transformation Office (DTO) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Setiaji, mengatakan sekitar 40 persen Puskesmas di daerah terpencil kini dapat mengakses internet, salah satunya dengan memanfaatkan satelit Starlink.
"Dari 745 Puskesmas di daerah terpencil, itu mau enggak mau pakai satelit karena enggak bisa pakai General Packet Radio Service (GPRS)," ujarnya di Jakarta, Rabu (13/12).
Menurutnya, ketersediaan jaringan Starlink di daerah terpencil terwujud berkat dukungan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Republik Indonesia. Selain layanan Starlink ada pula provider internet lainnya yang digunakan.
Meskipun demikian, penggunaan satelit Starlink hanya sementara hingga satelit milik pemerintah, Satria-1, resmi beroperasi penuh pada 2024,
"Ketika Satria-1 sudah jalan, akan dipindahkan ke situ. Karena kan enggak mungkin nunggu sampai ada satelit sendiri,” katanya, menegaskan.
Menurut data Kementerian Kesehatan RI, jumlah Puskesmas di Indonesia lebih dari 10.000 unit. Dari jumlah tersebut, sekitar 7.400 Puskesmas terletak di daerah-daerah terpencil dan terisolasi, serta sebanyak 745 Puskesmas tidak memiliki koneksi internet.
“Salah satunya di pedalaman Papua. Karena itu, Pak Menteri (Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin) mengatakan penggunaan satelit Starlink Elon Musk untuk membantu Puskesmas supaya bisa mengakses internet,” katanya.