Jakarta, FORTUNE – Bank Indonesia (BI) meneruskan pengembangan mata uang digital bank sentral (central bank digital currency/CBDC). Dalam agenda Presidensi G20, BI bekerja sama dengan Bank for International Settlements (BIS) Innovation Hub menggelar G20 Techsprint Initiative 2022, ajang kompetisi internasional untuk menggali inovasi berbasis teknologi.
Menurut Gubernur BI, Perry Warjiyo, tujuan akhir dari CBDC dapat diraih lewat pemahaman bersama mengenai teknologi dan kolaborasi inklusif di antara negara maju dan berkembang.
“Melalui G20 TechSprint 2022, kami bermaksud mendorong dan mengajak komunitas tingkat internasional untuk menyampaikan solusi yang paling praktis dalam merancang dan mengimplementasikan CBDC,” kata Perry dalam keterangan kepada media, dikutip Selasa (26/4).
CBDC adalah catatan elektronik atau token digital dari mata uang resmi yang dikeluarkan oleh otoritas moneter (bank sentral) suatu negara, demikian Investopedia. BI saat ini masih mengembangkan CBDC (atau rupiah digital). Bank sentral belum memutuskan penerbitan rupiah digital dalam waktu dekat, namun persiapan ke arah sana sudah dilakukan.