Jakarta, FORTUNE - Pakar keamanan siber sekaligus Chairman CISSReC, Pratama Persadha, mengatakan kesadaran masyarakat Indonesia akan keamanan siber masih rendah. Akibatnya, serangan siber kerap terjadi dan social engineering akhirnya sering menempatkan khalayak sebagai korban. Pemakaian VPN, firewall, dan anti-virus juga terbilang sangat rendah.
“Hal ini (kesadaran yang rendah) yang membuat masyarakat di Indonesia bisa menjadi sasaran empuk praktek social engineering pelaku kejahatan digital. Tak melulu harus meretas. Dengan sedikit info dan kecakapan berkomunikasi, pelaku bisa membuat korban patuh dan menuruti permintaan mereka,” ujar Pratama kepada Fortune Indonesia, Selasa (2/11).
Menurutnya, kesadaran rendah masyarakat terhadap keamanan siber salah satunya disebabkan oleh edukasi siber yang belum terpenuhi dengan baik. Soalnya, kebanyakan orang mengenal dunia siber secara autodidaktik. “Padahal ini penting. Minimal masyarakat jadi tahu apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan di wilayah siber,” katanya.