Jakarta, FORTUNE – Kondisi pasar aset kripto yang limbung dan kekhawatiran terhadap resesi agaknya telah berdampak terhadap industri aset digital. Coinbase, platform pertukaran kripto terbesar di Amerika Serikat (AS), baru-baru ini mengumumkan langkah efisiensi terhadap ribuan pekerjanya.
Kepala Eksekutif Coinbase, Brian Amstrong, dalam surat elektronik kepada karyawan, Selasa (14/6), mengatakan perusahaan akan memberhentikan sekitar 1.100 tenaga kerja, atau setara dengan 18 persen dari total pekerja yang mencapai 6.100. Namun, pekerja yang terdampak kebijakan layoff tersebut akan diberikan pesangon setidaknya untuk 14 minggu.
Brian menyampaikan keputusan tersebut dengan mengutip perkara potensi resesi atau pertumbuhan negatif selama dua kuartal berturut-turut. Dia juga menyebutkan kekhawatiran akan “musim dingin kripto”—istilah yang merujuk pada kemerosotan tajam, diikuti oleh penurunan perdagangan, dan kelesuan pasar selama berbulan-bulan, sebuah fenomena yang menimpa pasar kripto pada 2018.
“Kami tampaknya memasuki resesi setelah ledakan ekonomi lebih dari 10 tahun. Resesi dapat menyebabkan musim dingin kripto lainnya, dan dapat berlangsung untuk waktu yang lama, ” begitu pernyataan resmi Armstrong, seperti dikutip dari Fortune.com.
Menurutnya, pada fenomena crypto winter lalu, pendapatan perdagangan, yang merupakan sumber utama pendapatan perusahaan, turun secara signifikan. “Meskipun sulit untuk memprediksi ekonomi atau pasar, kami selalu merencanakan yang terburuk sehingga kami dapat menjalankan bisnis melalui lingkungan apa pun,” ujarnya.